Pekanbaru – Bertempat di Masjid Al-Mizan Kejaksaan Tinggi Riau, telah dilaksanakan Tausiyah Ba’da Dzuhur di Kejaksaan Tinggi Riau yang disampaikan oleh Ust. Chairul Ichwan, S. PDI yang diikuti oleh pegawai di lingkungan Kejaksaan Tinggi Riau.
Kasi Penkum Kejati Riau Bambang Heripurwanto, SH., MH saat dikonfirmasi, Kamis (7/9/2023) mengatakan, dalam penyampaiannya Ust. Chairul Ichwan, S. PDI menyampaikan Suatu ketika seseorang bertanya kepada Bilal r.a., “Bagaimanakah biaya pengeluaran Rasulullah?” Jawabnya, “Beliau tidak pernah menyimpan sesuatu. Akulah yang mengurus keuangannya. Apabila datang seorang Islam yang sedang kelaparan, maka beliau menyuruh aku melayani orang itu. Aku meminjam dari siapa saja untuk memberi orang itu makan”.
Hal seperti ini terjadi terus menerus. Suatu ketika aku bertemu dengan seorang musyrik, dia berkata, ”Aku mempunyai banyak harta benda, maka janganlah kamu meminjam dari siapa pun, apabila kamu mempunyai keperluan, berhutanglah kepadaku?” Aku menjawab, “Apalagi yang lebih baik dari hal ini”, maka aku pun mulai mengambil hutang dari dia. Apabila datang perintah dari Rasulullah saw. maka aku datang dengan membawa pinjaman dari orang itu dan memberikannya kepada orang yang beliau kehendaki.
Selanjutnya Ust. Chairul Ichwan, S. PDI menyampaikan Suatu ketika, setelah berwudhu aku bangun untuk mengumandang-kan adzan, orang musyrik itu datang bersama beberapa orang lainnya dan berkata, ”Hai, Habsyi!” Maka aku pun memalingkan wajah ke arahnya, tiba-tiba dia mencaci maki dan mengeluarkan kata-kata kotor dari mulutnya sambil berkata, “Tinggal berapa hari lagi habisnya bulan ini?”Aku menjawab, “Bulan ini sudah hampir habis.” Dia berkata, “Tinggal empat hari lagi, apabila engkau belum melunasi seluruh pinjaman kepadaku hingga akhir bulan ini, maka aku akan menjadikanmu sebagai hamba sahaya dan kamu harus menggembala kambing seperti dahulu.” Setelah berkata demikian, ia pergi meninggalkan aku.
Sesuatu yang aku takutkan telah terjadi, aku merasa sangat bingung dan gelisah. Setelah shalat ‘Isya, ketika Rasulullah saw. sedang duduk seorang diri, aku mendekatinya lalu menceritakan peristiwa tadi. Aku berkata, “Ya Rasullah, engkau tidak mempunyai persediaan apa pun untuk membayar utang itu saat ini, dan saya juga tidak mempunyai apa-apa. Saya merasa orang itu akan menghinakan aku lagi.
Oleh karena itu, apabila diizinkan, saya akan bersembunyi, sambil menyiapkan sesuatu untuk membayar hutang, apabila datang kepada engkau sesuatu dari mana saja, maka saya akan datang.” Setelah berkata demikian, aku segera pulang ke rumah. Aku mempersiapkan pedang, perisai, sepatu, dan semua barang-barang untuk di perjalanan, dan aku menunggu sampai datangnya waktu shubuh. Ketika menjelang waktu shubuh aku pun pergi tanpa tujuan. Tetapi menjelang kepergianku itu, seorang utusan Nabi saw. datang berlari sambil berkata, “Cepatlah, datang menemui Nabi.” Aku pun segera datang menemui Nabi saw. dan melihat empat unta beserta muatannya sedang duduk. (fml)